Profil Desa Cipetung
Ketahui informasi secara rinci Desa Cipetung mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Cipetung, Paguyangan, Brebes, sebuah surga agraris di lereng Gunung Slamet. Jelajahi potensi agrowisata unggulan, keindahan alam Curug Cipetung, dan dinamika masyarakat petani sayur, lengkap dengan data geografi, demografi, dan ekonomi.
-
Keunggulan Geografis dan Agraris
Berada di ketinggian lereng Gunung Slamet, Desa Cipetung memiliki tanah subur yang menjadikannya sebagai salah satu sentra penghasil sayur-mayur penting di Kabupaten Brebes
-
Potensi Pariwisata Alam
Keberadaan objek wisata alam seperti Curug Cipetung dan sumber mata air Tuk Suci menjadi pilar utama pengembangan statusnya sebagai Desa Wisata yang memadukan keindahan alam dengan kehidupan agraris
-
Tantangan Mitigasi Bencana
Topografi perbukitan yang curam menjadikan desa ini memiliki kerawanan terhadap bencana hidrometeorologi, terutama tanah longsor, yang menuntut kewaspadaan dan upaya mitigasi berkelanjutan

Terletak di punggung selatan Kabupaten Brebes, Desa Cipetung di Kecamatan Paguyangan menjelma sebagai sebuah kawasan yang memadukan denyut nadi kehidupan agraris dengan pesona alam yang memikat. Berada di lereng Gunung Slamet yang megah, desa ini tidak hanya dikenal sebagai lumbung sayur-mayur, tetapi juga tengah berbenah menjadi destinasi agrowisata yang menjanjikan. Dengan udara sejuk dan bentang alam hijau, Cipetung menawarkan potret otentik kehidupan pedesaan yang tangguh dan berdaya.
Desa Cipetung merupakan salah satu dari dua belas desa di wilayah Kecamatan Paguyangan. Posisinya yang strategis di kawasan dataran tinggi menjadikannya wilayah yang subur sekaligus menantang. Di satu sisi, kesuburan tanah menjadi anugerah yang menopang perekonomian mayoritas warganya. Namun di sisi lain, kontur wilayah yang curam menuntut adanya kewaspadaan tinggi terhadap potensi bencana alam, terutama tanah longsor yang kerap terjadi saat musim penghujan tiba. Artikel ini akan mengupas secara mendalam profil Desa Cipetung, mulai dari kondisi geografis, demografi, potensi ekonomi, hingga tantangan dan upaya pembangunan yang sedang dihadapi.
Kondisi Geografis dan Peta Wilayah
Secara administratif, Desa Cipetung terletak di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini berada pada ketinggian antara 1.000 hingga 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl), membuatnya memiliki iklim yang sejuk sepanjang tahun. Lokasinya berjarak sekitar 13 kilometer dari pusat Kecamatan Paguyangan, dapat ditempuh melalui jalan yang menanjak dan berkelok, menyajikan pemandangan khas pegunungan di sepanjang perjalanan.
Berdasarkan data yang ada, luas wilayah Desa Cipetung mencapai sekitar 2,86 kilometer persegi atau 286 hektar. Sebagian besar lahan dimanfaatkan untuk pertanian hortikultura dan sebagian lainnya merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh Perhutani. Batas-batas wilayah Desa Cipetung ialah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan wilayah hutan Perhutani dan Desa Pandansari.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Banyumas.
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Ragatunjung.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Wanareja.
Topografi desa yang berbukit-bukit dengan kemiringan lereng yang bervariasi menjadi karakteristik utama. Kondisi ini secara langsung mempengaruhi pola permukiman penduduk yang cenderung mengelompok, serta sistem pertanian yang banyak menerapkan model terasering untuk mengurangi laju erosi tanah. Keberadaan desa di kaki Gunung Slamet juga memberkahinya dengan sumber daya air yang melimpah, baik dari curah hujan maupun mata air alami yang menjadi urat nadi bagi kegiatan pertanian dan kebutuhan domestik warga.
Demografi dan Struktur Kependudukan
Menurut data Sensus Penduduk 2020 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes, jumlah penduduk Desa Cipetung tercatat sebanyak 1.947 jiwa. Dengan luas wilayah 2,86 km², maka kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 680 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang sedang untuk ukuran sebuah desa di kawasan agraris. Struktur penduduk didominasi oleh kelompok usia produktif yang mayoritas menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
Perekonomian masyarakat sebagian besar ditopang oleh produksi sayur-mayur seperti kubis, kentang, wortel, cabai dan daun bawang. Keterampilan bertani diwariskan secara turun-temurun, menjadikan warga Cipetung dikenal sebagai petani yang ulet dan andal. Selain bertani, sebagian warga juga menekuni usaha sampingan di bidang peternakan, terutama kambing dan sapi, yang kotorannya dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan lahan. Pola pertanian terpadu ini menjadi salah satu kearifan lokal yang terus dijaga. Sebagian kecil penduduk lainnya memilih untuk merantau ke kota-kota besar untuk mencari peluang kerja di sektor non-pertanian. Kehidupan sosial masyarakatnya berjalan harmonis dengan semangat gotong royong yang masih kental, tercermin dari berbagai kegiatan komunal yang rutin dilaksanakan.
Potensi Ekonomi Berbasis Agrikultur dan Pariwisata
Kekuatan utama Desa Cipetung terletak pada dua pilar ekonomi yang saling berkaitan: agrikultur dan pariwisata. Keduanya dikembangkan secara sinergis untuk mewujudkan konsep agrowisata yang terpadu dan berkelanjutan.
Sebagai sentra pertanian, Cipetung memainkan peran vital dalam memasok kebutuhan sayuran untuk pasar-pasar lokal di Brebes, bahkan hingga ke wilayah sekitarnya. Lahan yang subur dan iklim yang mendukung memungkinkan petani untuk memanen hasil bumi berkualitas tinggi sepanjang tahun. Produk pertanian dari desa ini dikenal segar dan menjadi komoditas andalan. Di samping itu, beberapa warga juga mengolah teh secara tradisional, yang dikenal dengan sebutan "Teh Incip". Produk teh rumahan ini memiliki cita rasa khas pegunungan yang otentik dan menjadi salah satu produk unggulan desa.
Seiring dengan tren pariwisata berbasis alam, Pemerintah Desa Cipetung bersama masyarakat dan dukungan dari pihak Perhutani mulai serius menggarap potensi wisata yang ada. Statusnya sebagai "Desa Wisata" didukung oleh beberapa daya tarik utama. Salah satunya yaitu Curug Cipetung, sebuah air terjun alami yang menawarkan keindahan dan suasana asri. Meskipun akses menuju lokasi ini masih terus dibenahi, pesonanya telah menarik minat para pengunjung yang mencari ketenangan. Selain air terjun, terdapat pula sumber mata air Tuk Suci yang airnya jernih dan diyakini memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat setempat. Pengembangan destinasi baru seperti Wisata Gunung Tugel juga masuk dalam rencana jangka panjang untuk memperkaya pilihan atraksi bagi wisatawan, yang pengelolaannya direncanakan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"Kami melihat potensi besar untuk memadukan pertanian dengan pariwisata. Wisatawan tidak hanya datang untuk menikmati alam, tetapi juga bisa belajar tentang proses budidaya sayuran langsung dari petaninya," ujar Kusyati, Kepala Desa Cipetung, dalam sebuah kesempatan. Sinergi ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat, baik melalui penjualan produk pertanian langsung kepada wisatawan, penyediaan jasa akomodasi (homestay), maupun usaha kuliner.
Infrastruktur dan Pemerintahan Desa
Aksesibilitas menjadi salah satu fokus utama dalam pembangunan Desa Cipetung. Jalan utama yang menghubungkan desa ini dengan pusat kecamatan merupakan jalur vital bagi pergerakan ekonomi dan sosial warga. Pemerintah daerah dan desa terus berupaya melakukan perbaikan dan pemeliharaan, meskipun tantangan kondisi geografis yang curam dan rawan longsor seringkali menjadi kendala. Di dalam desa, infrastruktur dasar seperti sekolah dasar, pusat kesehatan pembantu (Pustu), dan sarana ibadah telah tersedia untuk melayani kebutuhan masyarakat. Ketersediaan sinyal telekomunikasi sempat menjadi kendala, namun kini warga mulai memanfaatkan fasilitas WiFi desa untuk terhubung dengan dunia luar.
Pemerintahan desa, di bawah kepemimpinan kepala desa dan didukung oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD), berperan aktif sebagai motor penggerak pembangunan. Berbagai program, termasuk yang didukung oleh pemerintah pusat dan daerah seperti program Kampung KB "TRI WANA", diimplementasikan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Transparansi anggaran dan perencanaan pembangunan yang partisipatif terus didorong untuk memastikan setiap program tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan riil warga. Pelantikan perangkat desa secara berkala juga dilakukan untuk menjamin roda pemerintahan berjalan efektif dan efisien.
Tantangan dan Upaya Mitigasi Bencana
Di balik segala potensinya, Desa Cipetung menghadapi tantangan serius terkait risiko bencana alam. Tingginya curah hujan dan kontur tanah yang miring menempatkan desa ini dalam peta kerawanan tanah longsor. Beberapa kejadian longsor telah tercatat, terutama pada musim penghujan, yang tidak jarang menutup akses jalan utama dan mengancam permukiman warga. Salah satu peristiwa terjadi pada awal April 2025, ketika tebing di atas jalan penghubung Desa Cipetung dan Pandansari longsor setelah diguyur hujan deras, menyebabkan akses jalan terputus untuk sementara waktu.
Menghadapi risiko ini, kewaspadaan dan upaya mitigasi menjadi sebuah keharusan. Pemerintah desa secara aktif berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes, TNI, dan Polri untuk melakukan langkah-langkah antisipatif. Menurut keterangan dari Polsek Paguyangan, koordinasi lintas sektor dan kerja bakti bersama masyarakat selalu dilakukan setiap kali terjadi bencana untuk mempercepat pemulihan akses. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai tanda-tanda awal longsor terus digalakkan. Pemasangan sistem peringatan dini sederhana dan pembangunan infrastruktur penahan tebing menjadi beberapa upaya konkret yang dilakukan untuk meminimalkan dampak jika bencana terjadi.
Masa Depan Cipetung sebagai Destinasi Agrowisata Terpadu
Desa Cipetung merupakan representasi dari wilayah pedesaan yang dinamis. Desa ini berdiri kokoh di atas fondasi agrikultur yang kuat sambil merentangkan asa untuk menjadi destinasi agrowisata unggulan di Brebes bagian selatan. Perpaduan antara lahan pertanian yang produktif, keindahan alam yang memesona, serta masyarakat yang tangguh ialah modal utama untuk menatap masa depan yang lebih cerah.
Tantangan ke depan ialah bagaimana menyeimbangkan antara eksploitasi potensi ekonomi dengan kelestarian lingkungan dan manajemen risiko bencana. Pengembangan pariwisata harus dilakukan secara terencana agar tidak merusak ekosistem yang menjadi daya tariknya. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia, penguatan kelembagaan lokal seperti BUMDes, serta inovasi dalam pengolahan hasil pertanian menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing desa. Dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak terkait, Desa Cipetung memiliki peluang besar untuk mewujudkan visinya sebagai surga agraris yang mandiri, sejahtera, dan berdaya tahan.